Cara Buang Air Besar Kita Selama Ini Ternyata Salah
Kloset duduk ternyata tidak baik untuk kesehatan perut kita.
Selasa, 19 Mei 2015 | 13:09 WIB
Oleh :
Sumiyati, tipsiana
Posisi BAB duduk vs jongkok. (U-Report)
VIVA.co.id - Masih ingatkah Anda saat masa
kecil ketika masih tinggal di pedesaan. Ketika belum ada sarana sanitasi
yang layak seperti saat ini, bila ingin buang hajat di sungai, kita
akan berjongkok di atas batu sambil menyatu dengan alam.Kini, kloset modern telah merubah posisi buang air besar (BAB) kita
dari yang dulunya jongkok menjadi posisi duduk. Namun, ternyata hidup
dengan cara modern tidak selamanya benar.
Seorang penulis Jerman telah mengguncang negaranya dengan teori
barunya tentang bagaimana cara buang air besar yang sebenarnya. Kita
semua sepertinya harus mulai belajar lagi dari bawah.
Selasa, 19 Mei 2015 | 02:13 WIB
Inilah Cara Buang Air Besar yang Benar
Toilet
baru bagi kepala negara, toilet dilengkapi dengan lantai dan dinding
marmer travertin. Pemerintah mempersiapkan anggaran Rp 2,3 miliar yang
berasal dari CSR Bank bjb. Bandung, 20 April 2015. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Frankfurt
– Semakin banyak rumah di Indonesia yang menggunakan toilet duduk
seperti yang berlaku di negara-negara maju di Amerika dan Eropa.
Pasalnya, toilet duduk ini memberikan kenyamanan bagi penggunanya,
terutama saat buang air besar.
Tapi, tahukah Anda bahwa toilet
duduk tak membantu kita untuk buang air secara sehat. Berdasarkan
penelitian ilmuwan Jerman, Giulia Enders, toilet jongkok jauh lebih baik
bagi kita saat melakukan aktivitas buang air besar.
Enders yang
tengah melakukan penelitian untuk meraih gelar Doktor mikrobiologi di
Frankfurt, menuliskan semua ini dalam bukunya yang berjudul, Darm mit Charme
(Usus yang Menawan). Dalam buku yang telah terjual hingga 200 ribu
eksemplar di Jerman ini, Enders memberikan penjelasan yang dilengkapi
dengan diagram mengenai cara buang air besar yang benar.
Berdasarkan
berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya memang diraih
kesimpulan bahwa kita bisa buang air besar dengan lebih efisien dalam
posisi jongkok.
Posisi duduk justru akan memperpanjang proses
buang air besar dan hal ini bisa menjadi penjelasan kenapa
penyakit-penyakit usus dan wasir seperti diverticulitis lebih sering ditemukan di Eropa daripada di Asia.
Terlihat
jelas bahwa mekanisme pembuangan dari usus seperti sebuah saluran yang
berbelit yang tak didesain untuk membuka sepenuhnya saat kita dalam
posisi duduk atau berdiri.
Posisi jongkok, seperti yang dilakukan
di negara-negara Asia, merupakan posisi yang lebih natural dan
mengurangi tekanan pada bokong kita.
"1,2 miliar orang di seluruh dunia yang jongkok (saat buang air besar) nyaris tak punya kasus diverticulosis dan lebih sedikit mengalami masalah sembelit,” kata Enders.
"Di pihak lain, kita yang tinggal di barat, harus memeras usus kita agar kotoran itu keluar dari bokong kita.”
Menaruh
kaki kita pada sebuah bangku kecil saat buang air besar juga bisa
membantu. Tapi, intinya adalah kita harus belajar kembali cara buang air
besar yang benar.
MIRROR | A. RIJAL
Cara Buang Air Besar Kita Selama Ini Ternyata Salah
Masih ingatkah Anda saat masa kecil
ketika masih tinggal di pedesaan. Ketika belum ada sarana sanitasi yang
layak seperti saat ini, bila ingin buang hajat di sungai kita akan
cik-cik-tu (ancik ancik watu), berjongkok diatas batu sambil menyatu dengan alam.
Kini, kloset modern telah merubah posisi buang air besar (BAB) kita
dari yang dulunya jongkok menjadi posisi duduk. Namun ternyata hidup
dengan cara modern tidak selamanya benar.
Seorang penulis Jerman telah mengguncang negaranya dengan teori barunya
tentang bagaimana cara buang air besar yang sebenarnya. Dan kita semua
sepertinya harus mulai belajar lagi dari bawah. Jika Anda baru saja
keluar dari toilet, Anda kemungkinan besar melakukan buang air besar
dengan cara yang salah.
Menurut Giula Enders, seorang penulis yang ahli menyoal BAB, kloset
duduk yang kini merupakan sarana standar di rumah kita ternyata tidak
baik untuk kesehatan perut kita. Buku yang ditulis Enders berjudul
Darm mit Charme, yang
diterjemahkan menjadi Perut yang Menawan, telah terjual sebanyak
200.000 eksemplar di negara asalnya. Dalam bukunya pembaca disuguhkan
deskripsi dan gambaran bagaimana seharusnya cara BAB yang benar dan
sehat.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan BAB akan lebih
efisien jika kita dalam posisi jongkok. BAB dengan cara duduk akan
membuat waktu BAB lebih lama dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan
seperti wasir dan gangguan usus. Ini sebabnya mengapa penyakit
pencernaan seperti diversikular lebih banyak diderita orang Eropa
daripada Asia.
Ternyata mekanisme penutupan usus mirip seperti rumah tertekuk, yang
tidak dirancang untuk membuka sepenuhnya saat kita duduk atau berdiri.
Melakukan BAB dengan cara jongkok, ternyata merupakan posisi alami yang
sehat dan akan mengurangi tekanan pada bokong. Ender menjelaskan bahwa
1,2 milyar orang diseluruh dunia yang melakukan BAB jongkok hidup lebih
sehat karena hampir tidak memiliki riwayat penyakit pencernaan
diversikular dan lebih sedikit menderita wasir.
Orang-orang barat dan penduduk perkotaan di Asia ternyata harus memeras
jaringan usus lebih kuat karena melakukan BAB dengan cara duduk. Bagi
yang terlanjur memiliki kloset duduk, menempatkan bangku kecil agar bisa
jongkok mungkin bisa membantu, tapi intinya adalah; demi kesehatan,
kita harus belajar lagi cara BAB yang benar.
Kembali kearifan tradisional menunjukkan kebijaksanaanya pada kita yang kini hidup di dunia modern.
Sumber: mirror.co.uk, mercola.com, squattypottyme.com